Filsafat Kecantikan


Kecantikan merupakan sebuah kata yang bila dipikirkan secara filsafat maka akan memunculkan kebenaran tentang apa itu kecantikan dari segia arti, peruntukan atau kemanfaatan. Artinya untuk siapa kecantikan itu? Siapakah yang perlu cantik? Untuk apa kecantikan? Masih banyak pertanyaan yang dapat diajukan tentang kecantikan. Yang jelas, yang membutuhkan kecantikan adalah para perempuan, lalu apakah laki-laki tidak memerlukan kecantikan? Tentu tidak. Laki-laki membutuhkan kecantikan. Lihatlah para laki-laki selalu mencari perempuan cantik. Perempuan juga menata dirinya agar terlihat cantik dan disukai laki-laki (yang belum punya pasangan), bahkan yang sudah punya pasangan juga membutuhkan salah satu pasangannya tetap cantik. Untuk itu banyak pengeluaran untuk merawat kecantikan tersebut. Sering para artis sangat memperhatikan kecantikan, khususnya wajah mereka. Ada yang terlihat sangat mudah walaupun mereka sudah tua. Wajah dan rambut sering sangat diperhatikan. Kecantikan juga berhubungan dengan penataan rambut pirang dll yang dimiliki perempuan sehingga mereka tampil secara cantik. Ada pula tutorial wajah yang mulus, mengoles ramuan sebelum tidur agar sehat.
loading...
Ada yang berjuang melawan kulit-kulit yang sudah mulai keriput. Mucullah usaha menata usia tua dengan penampilan wajah mulus. Banyak usaha-usaha untuk membuat wajah tetap mulus seperti memanfaatkan serum untuk penghalus wajah dan lain-lain. Ada banyak cara untuk menata atau lebih tepat saya katakana memelihara wajah agar tetap halus, pori-pori seperti bekas jerawat dan lain-lain dapat diatasi dengan usaha yang maksimal seperti menggunakan bahan alami yang berfungsi menghalus kulit wajah sehingga tetap terlihat awet mudah walaupun sudah usia tua. Ada cara-cara membuat pori-pori kulit yang membesar yang salah satu factor penyebabya usia maupun disebabkan oleh jerwat tentu akan mengganggu menampilan wajah mulus. Tetapi dengan perkembangan zaman dan ragam tumbuhan alami yang ada maka ada upaya-upaya untuk membuat kulit tetap mulus. Khususnya kulit wajah. Memang ada produk-produk perawatan kulit dari bahan-bahan yang mengandung bahan kimia yang sering juga berdampak pada kulit. Itulah sebabnya kini orang berusaha lebih alamiah dalam mengatasi membesarnya pori-pori di area wajah, khususnya wajah perempuan. Cara-cara alamiah seperti menggunakan tumbuh-tumbuhan. Namun bila hal ini merepotkan tentu ada yang lebih baik lagi yaitu melalui beberapa produk alamiah pemelihara perawatan wajah sehingga wajah semakin mulus.

Perhatian



DILARANG MEMASUKAN ARTIKEL/MOTIVASI
KE BLOG INI TANPA MEMINTA IJIN PEMILIK BLOG
Yonas Muanley
loading...
Category: 0 komentar

Berpikir Medalam Terhadap Realitas "Keindahan"

             Berpikir mendalam adalah ciri berpikir filsafat. Ada banyak bidang kehidupan yang     membutuhkan berpikir mendalam. Ada yang berpikir mendalam terhadap realitas “keindahan”. Keindahan itu dipikirkan secara mendalam, sampai ke akar-akarnya dan menghasilkan apa yang disebut dengan istilah-istilah berikut ini:
1.    apa itu estetika
2.    Filsafat Estetika,
3.     Filsafat Keindahan,
4.    Estetika Filsafat,
5.    Estetika dalam Filsafat,
6.     estetika dalam filsafat keindahan,
7.    cabang-cabang filsafat estetika,
8.     estetika sebagai filsafat keindahan,
9.     estetika dan filsafat,
10. filsafat dalam estetika
Pokok-pokok di atas akan dibahas dalam postingan selanjutnya

Estetika

loading...

Template Blog Bernilai Estetika
Blog ini memiliki topik estetika, maka tampilan blog yang dihiasi dengan keindahan template blog dengan gambar hawa-hawa dari negeri seberang mesti dipahami dalam konteks estetika, jadi tidak dalam konteks yang lain.
 
Estetika Sebagai Bidang Ilmu
Estetika adalah salah satu bidang filsafat (bidang ilmu yang berdiri sendiri) yang memikirkan secara mendalam tentang keindahan. Apa itu keindahan? Jawaban terhadap pertanyaan inilah yang telah menyebabkan lahirnya sebuah bidang ilmu yang disebut dengan estetika.

Etimology Singkat Tentang Estetika

Estetika berasal dari bahasa Yunani, αισθητική, dibaca aisthetike. Kali pertama digunakan oleh filsuf  Alexander Gottlieb Baumgarten pada tahun 1735. Ia memakai istilah Filsafat Ilmu untuk pengertian ilmu tentang yang bisa dirasakan lewat persaan
Kini estetika dapat dipakai untuk pengertian tentang 3 hal, yaitu: 
1.    Studi tentang fenomena estetis 
2.    Studi tentang fenomena persepsi 
3.    Studi tentang seni sebagai hasil pengalaman estetis

Sejarah Penilaian Keindahan

Keindahan seharusnya sudah dinilai begitu karya seni pertama kali dibuat. Namun rumusan keindahan pertama kali yang terdokumentasi adalah oleh filsuf Plato yang menentukan keindahan dari proporsi, keharmonisan, dan kesatuan. Sementara itu Aristoteles menilai keindahan datang dari aturan-aturan, kesimetrisan, dan keberadaan. Keindahan itu dapat pula meliputi banyak aspek, yaitu aspek jasmani dan aspak rohani
Pencetus Filsafat Estetika
Tuhan memberi pikiran kepada setiap manusia. Ketika pikiran itu digunakan secara baik maka ia akan menghasilkan pengetahuan yang bermakna. Berbagai Ilmu Pengetahuan yang ada di dunia ini lahir karena hasil berpikir. Hasil berpikir itu bukanlah berpikir biasa tetapi berpikir mendalam, radikal (sedalam-dalamnya) tentang hakikat kenyataan. Salah satu yang dipikirkan manusia adalah “keindahan”. Apa itu keindahan. Adakah ilmu yang berkait dengan keindahan. Jawabannya ada, yaitu estetika. Jika ada, maka apakah istilah estetika ada sendirinya atau ada yang memakainya dan mencetuskannya sebagai sebuah ilmu. Orang yang pertama kali mencetuskan estetika dalam konteks Filsafat Esetika adalah Alexander Gottieb Baumgarten pada tahun 1975. Ia mengungkapkan bahwa estetika adalah cabang ilmu yang dimaknai oleh perasaan.

Apa itu Filsafat Esteika[1]

Estetika adalah cabang ilmu yang membahas ttg keindahan, yaitu bagaimana keindahan itu dapat tercipta dan bagaimana orang bisa merasakannya dan memberi penilaian terhadap keindahan tersebut. Dalam hal ini, filsafat estetika akan selalu berkaitan dengan antara baik dan buruk, antara indah dan jelek. Sementara salah dan benar itu biasanya dibicarakan dalam filsafat epistemology.
Filsafat estetika adalah cabang ilmu dari filsafat Aksiology, yaitu filsafat nilai. Istilah Aksiologi dipakai untuk member batasan tentang kebaikan, yang meliputi etika, moral, dan perilaku. Jadi, esetika adalah ilmu yang memfokuskan pada hakikat keindahan atau nilai keindahan. Sedangkan hakikat benar dan salah itu ada dalam filsafat epistemology. Artinya sejauhmana pengetahuan itu benar dan salah, itu dapat dipelajari dalam epistemology.
Secara etimology, estetika diambil dari bahasa Yunani, yaitu dari kata “aisthetike”, artinya segala sesuatu yang cerap oleh indra. Filsafat estetika membahas tentang refleksi kritis yg dirasakan oleh indra dan member penilaian terhadap sesuatu, indah atau tidak indah, beauty or ugly. Estetika disebut juga dengan filsafat keindahan.

Perlu disadari bahwa estetika atau keindahan tidak selalu memiliki rumusan tertentu. Keindahan itu berkembang sesuai penerimaan  setiap orang atau setiap kelompok masyarakat terhadap ide yang ditampilkan oleh sang pembuat karya. Oleh karena itu maka tidak dapat dihindari dua hal dalam penilaian keindahan yaitu yaitu the beauty, suatu karya yang memang diakui banyak pihak memenuhi standar keindahan dan the ugly, suatu karya yang sama sekali tidak memenuhi standar keindahan dan oleh masyarakat banyak biasanya dinilai buruk, namun jika dipandang dari banyak hal ternyata memperlihatkan keindahan.[2]

Salam Estetika
Yonas Muanley, M.Th.

Pages

Pengikut